Emas stabil setelah kenaikan mingguan terbesar dalam tiga bulan, dengan pola pembelian bank sentral menjadi fokus.

Emas batangan diperdagangkan mendekati $2.385 per ons setelah naik hampir 3% minggu lalu. Bank Rakyat Tiongkok tidak menambah emas ke cadangannya untuk bulan kedua pada bulan Juni, tetapi sebuah laporan dari India menunjukkan bank sentral negara itu mungkin menambah cadangan emas batangannya paling banyak dalam hampir dua tahun. 

Emas telah melonjak tahun ini — mencapai rekor pada bulan Mei — karena pembelian oleh bank sentral menaikkan harga, dengan para pembuat kebijakan di negara-negara seperti India, Tiongkok, dan Singapura berusaha untuk mendiversifikasi cadangan. Logam mulia tersebut juga telah didukung oleh taruhan bahwa Federal Reserve AS akan mulai memangkas suku bunga saat inflasi mereda, serta ketegangan geopolitik.

"Penurunan harga emas" tidak dapat dikesampingkan menyusul data PBOC, kata Christopher Wong, ahli strategi valuta asing di Oversea-Chinese Banking Corp. "Namun, bukan hal yang aneh bagi Tiongkok untuk menghentikan pembelian sementara, mengingat harga emas telah meningkat cukup tajam."

Emas batangan yang dipegang PBOC tidak berubah pada 72,8 juta troy ons pada akhir bulan lalu, menurut angka yang dirilis pada hari Minggu. Bank sentral memilih untuk tidak menambah cadangan pada bulan Mei, mengakhiri aksi beli selama 18 bulan.

Bank Sentral India menambahkan lebih dari sembilan ton pada bulan Juni, berdasarkan perhitungan menggunakan data mingguan, menurut Krishan Gopaul, seorang analis di World Gold Council. Itu adalah jumlah tertinggi sejak Juli 2022, dan berarti cadangan India telah meningkat sebesar 37 ton tahun ini menjadi 841 ton, katanya dalam sebuah posting media sosial.

Harga emas spot turun 0,3% menjadi $2.385,55 per ons pada pukul 10:40 pagi di Singapura. Indeks Bloomberg Dollar Spot datar. Perak bertahan di atas $31 per ons setelah melonjak lebih dari 7% minggu lalu, sementara paladium dan platinum turun.

Sumber : Bloomberg